Contoh Limbah B3 Industri Farmasi

Contoh Limbah B3 Industri Farmasi

Mari Berkolaborasi Bersama untuk Membuat Dampak Kebaikan bagi Hutan dan Masyarakat Indonesia

LindungiHutan adalah startup yang bertujuan untuk mempermudah program hijau yang transparan dan bermanfaat secara berkelanjutan. Kami telah dipercaya 300+ mitra hijau dari UMKM, perusahaan, startup dan multinational corporations sebagai rekan bisnis mereka.

Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai limbah B3 mulai dari contoh limbah b3, pengertian limbah b3, jenis limbah b3, hingga karakteristik limbah b3

Sampah sebagai material sisa yang tidak lagi diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah juga kerap didefinisikan oleh manusia dan dikategorikan berdasarkan kepada  derajat keterpakaiannya.

Pada suatu proses-proses alam sesungguhnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama suatu proses alam berlangsung. Maka pengertian limbah adalah sisa-sisa suatu proses produksi, baik itu dalam skala industri, pertambangan, rumah tangga, dan lain sebagainya.

Bentuk limbah juga dapat dikategorikan dalam beragam jenisnya mulai dari gas dan debu, padat atau cair. Di antara banyak jenis limbah, terdapat limbah yang berbahaya sebab memiliki kandungan racun di dalamnya atau lebih sebagai limbah (B3).

Limbah yang digolongkan dalam kategori ini  mengandung zat yang sifat dan konsentrasinya beracun, yang dapat membahayakan kesehatan manusia, juga mencemarkan serta merusak lingkungan hidup. Limbah B3 sendiri terdapat pada bahan baku yang beracun yang tidak digunakan lagi karena sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, rusak dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus.

Termasuk dalam kategori B3 jika sifatnya mudah terbakar, mudah meledak, reaktif, beracun, dapat menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang jika dilakukan pengujian toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.

Lampu TL dan Bohlam

Apa yang sering kamu lakukan terhadap lampu bekas yang tak lagi kamu gunakan di kantor atau rumah? Apakah membuangnya ke tempat sampah secara bersamaan dengan sampah lain, atau dipisahkan terlebih dahulu? Seringkali kita masih membuang lampu yang tak lagi terpakai secara langsung.

Meski demikian, mulai sekarang, baiknya pisahkan dahulu limbah lampu dari sampah jenis lain, sebab tahukah kamu lampu pendar dengan kandungan merkuri dan nikel memiliki kandungan yang sangat berbahaya bagi metabolisme tubuh manusia.

Pada setiap lampu pendar terdapat 5 miligram merkuri, yang kemudian berbentuk uap atau bubuk. Uap merkuri atau disebut juga sebagai neurotoksin, merupakan racun yang sangat berbahaya dan mampu mengakibatkan berbagai gangguan yang cukup fatal pada ginjal dan otak manusia.

Belum lagi jika terakumulasi di dalam tubuh manusia, zat ini mampu merusak sistem saraf, janin dalam kandungan, serta jaringan-jaringan tubuh lainnya. Pada anak-anak sendiri efek yang ditimbulkan oleh merkuri akan berlangsung sangat hingga tua karena mengakibatkan penurunan IQ, serta berbagai gejala fatal lainnya.

Oli kerap digunakan oleh berbagai mesin bermotor seperti genset yang kerap difungsikan di berbagai gedung komersial seperti apartemen, gedung perkantoran, atau pada pusat perbelanjaan seperti mal.

Namun tahukah kamu bahwa oli memiliki kandungan logam berat yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia?  Secara medis, materi pada logam berat ini kemudian dapat menyebabkan berbagai kerusakan pada area saraf, ginjal, saraf serta penyakit berbahaya lain seperti kanker.

Bagi yang bekerja di bidang otomotif, maka istilah aki bekas tentunya sudah tidak asing lagi.  Namun tahukah kamu, bahwa aki bekas juga termasuk ke dalam limbah B3 yang kemudian harus dilakukan pengolahan secara khusus dulu sebelum dibuang.

Karena menurut data Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Australia Aid debu timbal yang terkandung didalamnya  mampu mengakibatkan pencemaran fatal bagi lingkungan. Apalagi air aki bekas termasuk ke dalam limbah B3 sebab bersifat korosif.

Air aki bekas juga dapat menyebabkan dampak negatif lain yaitu kehancuran pada benda lainnya.  Selain itu efek berbahaya aki bekas bagi manusia, secara medis mampu mengakibatkan berbagai kerusakan pada mata, kulit, sistem pernapasan, dan banyak lagi.

Contoh lainnya yaitu pada barang yang akrab digunakan di area perkantoran yaitu pada printer dengan penggunaan toner. Tahukah kamu, toner itu juga termasuk ke dalam limbah B3 yang tak boleh disamakan pembuangannya dengan sampah biasa?

Toner atau tinta printer memiliki kandungan karbon aktif, pada bubuk toner terdapat zat karsinogen yang sangat berbahaya bagi Kesehatan manusia.  Partikel toner yang berukuran sangat kecil serta tidak dapat dilihat oleh mata manusia dapat bertahan di udara dalam jangka waktu yang sangat lama.

Bayangkan jika kamu menghirup udara tersebut tanpa sengaja, akan berefek pada berbagai gangguan medis seperti iritasi pada area mata dan kulit, sakit kepala, gangguan pernapasan, gatal, bahkan Toner Bekas juga mampu mengakibatkan kanker bagi si penghirupnya.

Apa itu e-waste? E-waste merupakan limbah berbagai barang elektronik yang tidak lagi digunakan, seperti mesin cuci, telepon TV, smartphone, kamera cctv, AC, dan masih banyak lagi.

Menurut laporan statistik, limbah e-waste merupakan salah satu yang menghasilkan volume limbah elektronik terbesar pada tahun 2019 adalah Global E-Waste (24,9 Mt), diikuti oleh Negara Amerika yang menghasilkan (13,1 Mt) dan Eropa yang menghasilkan (12 Mt), sementara pada Afrika dan Oseania masing-masing kemudian menghasilkan 2,9 Mt dan 0,7 Mt.

Limbah ini sendiri memiliki kandungan yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia, karena terbukti mengandung berbagai zat berbahaya seperti merkuri.  Terdapat juga 50 ton merkuri yang kemungkinan ditemukan pada aliran limbah elektronik.

Selain enam jenis limbah tersebut terdapat 90 klasifikasi lain pada jenis jenis limbah B3 sesuai dengan PP No.101 Tahun 2014 yang membagi limbah ini berdasarkan pada sumber penghasilnya.

Simbol Mudah Meledak

Pertama-tama, simbol Mudah Meledak menunjukkan bahwa limbah tersebut sangat mudah meledak dan memerlukan penanganan khusus agar tidak menimbulkan bahaya yang serius.

Mengenal Limbah B3 Industri

Simbol Karsinogenik, Teratogenik, dan Mutagenik

Demikian pula, simbol Karsinogenik, Teratogenik, dan Mutagenik menunjukkan bahwa limbah tersebut mengandung zat-zat yang dapat menyebabkan kanker, kelainan janin, atau kerusakan pada DNA.

Korosif (corrosive – C)

Limbah B3 korosif atau Limbah B3 dengan kandungan pH sama atau kurang dari 2. Pada Limbah dengan sifat sam yang sama atau lebih besar dari 12,5 pada yang bersifat basa. Sifat korosif dari Limbah padat sendiri dilakukan dengan mencampurkan Limbah dengan air sesuai dengan metode-metode yang berlaku dan jika limbah dengan pH terkecil atau sama dengan 2 untuk Limbah dengan sifat asam juga pH lebih besar atau sama dengan 12,5 pada yang bersifat basa; atau pada Limbah yang mampu menyebabkan iritasi seperti eritema kemerahan atau pembengkakan (edema). Sifat ini sendiri dapat diketahui dengan melakukan berbagai pengujian terlebih dahulu pada hewan dengan menggunakan berbagai metode yang berlaku.

Karakteristik Limbah B3

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, beberapa karakteristik limbah B3 adalah sebagai berikut:

Dapat meledak dengan mudah jika terkena panas, tekanan atau kejutan. Hal ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan kebakaran atau ledakan yang dapat membahayakan nyawa dan properti.

Limbah B3 Sumber Tidak Spesifik

Limbah B3 sumber tidak spesifik adalah limbah yang berasal dari sumber yang proses identifikasinya tidak dapat terlihat secara spesifik sebagai penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun.

Beberapa contoh jenis limbah sumber tidak spesifik adalah limbah hasil produksi pabrik, hasil pertanian, hasil rumah tangga, dan sebagainya. Biasanya, kategori ini memerlukan pengujian laboratorium untuk menentukan jenis dan tingkat keberbahayaannya.

Reaktif (reaktivitas)

Umumnya, limbah ini mengandung bahan kimia yang dapat bereaksi dengan bahan lain secara tidak terduga, sehingga menyebabkan ledakan atau pelepasan gas berbahaya.

Dapat mengandung mikroorganisme yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Hal ini dapat menyebabkan penyebaran penyakit dan kerusakan lingkungan.

Bersifat merusak dan mengikis bahan yang terkena jika bersentuhan langsung dengan kulit atau bahan lainnya. Bahan kimia yang korosif dapat menyebabkan luka bakar pada kulit, mata, dan saluran pernapasan.

Karakteristik utama limbah B3 adalah sifatnya yang beracun. Sifat ini bisa mengakibatkan keracunan jika terpapar dalam jumlah yang cukup tinggi. Selain itu, limbah beracun juga dapat mencemari lingkungan dan merusak ekosistem.

Karakteristik limbah ini membuatnya sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, limbah B3 harus ditangani dengan sangat hati-hati dan diolah dengan cara yang aman agar tidak menimbulkan dampak negatif pada kesehatan dan lingkungan.

Limbah saat ini menjadi suatu permasalahan yang terjadi pada fenomena antara masyakarat umum dan pemilik usaha seperti pabrik...

14 Maret 2022 | Konten ini diproduksi oleh A2K4

Limbah saat ini menjadi suatu permasalahan yang terjadi pada fenomena antara masyakarat umum dan pemilik usaha seperti pabrik. Permasalahan ini muncul tentunya akibat dari penanganan limbah B3 industri yang tidak baik, sehingga berdampak terhadap ekosistem lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat, berikut ulasan tentang apa itu limbah B3 industri serta bagaimana cara menanganinya.

"Tentang Limbah B3 Industri dan Contohnya" Limbah B3 industri merupakan suatu buangan sisa yang dihasilkan dari sebuah proses industri secara besar-besar seperti pabrik, ataupun yang bersifat rumah tangga. Jika dilihat dari kandungan kimia limbah B3 industri tentunya akan sangat berbahaya untuk lingkungan hingga kesehatan yang berdampak negatif.

Hal ini disebabkan karena limbah B3 mempunyai karakter yang bersifat beracun, mudah terbakar, mempunyai kandungan korosif dan sebagian bisa meledak. Limbah B3 industri bisa dilihat dari beberapa contoh. Berikut contoh limbah B3 industri yang wajib untuk kamu ketahui.

1. Limbah Logam berat yang ada di perairan. Salah satu cara sebuah pabrik membuang limbahnya yaitu dengan mengalirkan ke air yang nantinya bermuara ke laut. Hal ini tentunya tidak dibenarkan karena dapat merusak ekosistem ikan, serta bagi manusia yang memakan ikan yang sudah terkandung senyawa tidak baik pada ikan tentunya akan berdampak buruk pada kesehatan manusia juga.

Contoh logam berat seperti barang-barang yang terbuat dari tembaga, tembaga sendiri mempunyai kandungan senyawa yaitu sulfida. Pabrik-pabrik menggunakan senyawa tersebut untuk memproduksi barang seperti gelas, peralatan yang mengandung listrik dan lain-lain. Tembaga yang sudah tercampur air nantinya akan membentuk suatu partikel yang merusak ekosistem air.

2. Limbah deterjen dan pupuk kimia, Masih banyak pabrik yang membuang limbah B3 industri seperti deterjen dan sisa buangan pupuk secara sembarangan, padahal ini juga merupakan suatu hal yang mengganggu kesehatan.

Dampak terkecil dari limbah deterjen dan pupuk yaitu dapat membuat kulit mengalami iritasi, mulai dari gatal, panas hingga merusak jaringan kulit. Hal ini disebabkan limbah deterjen dan pupuk mempunyai PH yang tergolong cukup tinggi.

Selain itu, untuk sumber air yang sudah terkontaminasi dengan limbah deterjen dan pupuk tentunya bisa berdampak buruk dalam jangka waktu yang panjang pada kesehatan manusia serta berpotensi menyebabkan penyakit kanker karsinogenik pada tubuh.

3. Limbah gas, Limbah gas merupakan salah satu limbah B3 industri yang menjadi fenomena yang berdampak buruk untuk alam. Hal ini dikarenakan gas buangan dari limbah industri merupakan gas yang kotor dan tergolong bisa menyebabkan polusi serta penyakit pada manusia. Limbah ini menyebabkan oksigen menjadi menipis, serta berdampak pada pemanasan global akibat adanya penipisan lapisan ozon.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, menjelaskan apa itu limbah dan apa yang dimaksud dengan limbah B3.

Limbah sendiri adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Sementara Bahan Berbahaya dan Beracun atau B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.

Jadi, limbah Bahan Berbahaya dan Beracun atau limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.

Lantas, apa saja limbah B3 itu? Berikut beberapa contoh dan juga dampak buruknya bagi lingkungan maupun manusia!

Raksa adalah terjemahan ke Bahasa Indonesia dari Bahasa Latin “hydrargyrum” atau biasa disimbolkan dengan (Hg). Terjemahan ke Bahasa Inggrisnya adalah mercury, yang berarti mudah menguap. Walaupun terjemahan  hydrargyrum ke Bahasa Indonesia adalah raksa, tetapi di kalangan peneliti dan masyarakat unsur hydragyrum lebih terkenal dengan nama merkuri.

Raksa adalah unsur kimia yang memiliki nomor atom 80, berat atom 200,61 dan jari-jari atom 1,48 A0. Warna raksa tergantung dengan bentuk fasanya. Fasa cair berwarna putih perak, sedangkan fasa padat berwarna abu-abu.

Mengapa air raksa berbahaya? Sebab air raksa biasanya masuk ke dalam tubuh manusia lewat pencernaan, baik melalui ikan maupun air itu sendiri. Air raksa (Hg) dalam bentuk logam sebagian besar dapat disekresikan, sisanya akan menumpuk pada ginjal dan sistem saraf yang suatu saat akan mengganggu bila akumulasinya makin banyak.

Apabila Hg ini terisap dari udara akan berdampak akut atau dapat terakumulasi dan terbawa ke organ-organ tubuh lainnya, menyebabkan bronkitis sampai rusaknya paru-paru. Keracunan Hg tingkat awal penderita akan merasa mulutnya kebal, sehingga tidak peka terhadap rasa dan suhu, hidung tidak peka bau, mudah lelah, dan sering sakit kepala.

Baca juga: 8 Jenis Polutan Berbahaya bagi Kesehatan Manusia, Debu juga Termasuk Loh!

Kromium adalah jenis logam berat yang esensial bagi tubuh. Kromium sejatinya dibutuhkan tubuh untuk metabolism hormone insulin dan pengaturan kadar gula darah. Namun, dapat bersifat toksik dalam jumlah yang sangat tinggi.

Selain bersifat toksik, kromium juga bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker. Masuknya logam Cr ke dalam strata lingkungan salah satunya adalah akibat adanya sisa kegiatan atau limbah perindustrian.

Nah, kromium merupakan salah satu limbah industri yang dapat berpotensi menjadi pencemar dari industri electroplating. Sungai yang tercemar logam berat kromium jika dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air bersih untuk mandi, cuci, dan kakus dapat berbahaya bagi kesehatan manusia. Sebab, jika terjadi kontak langsung antara kulit dan mata dapat mengakibatkan adanya keluhan kesehatan berupa dermatitis dan borok.

Limbah kimia logam berat cadmium (Cd), adalah elemen toksik yang dapat berpengaruh pada sistem ekologi perairan sebab dikuatirkan limbah tersebut mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3), yang dapat mengancam keseimbangan ekologi dan kelangsungan hidup yang berlangsung di sekitar perairan laut tersebut.

Logam berat cadmium dapat berasal dari limbah industri. Apabila ia masuk ke dalam tubuh organisme dapat terakumulasi dalam tubuh sebagai racun serta sebagai penghalang kerja enzim dalam proses metabolisme.

Perlu diketahui, logam berat yang masuk ke tubuh hewan umumnya tidak dikeluarkan lagi sehingga cenderung menumpuk di dalam tubuhnya.

Padahal, apabila kandungan cd telah terkontaminasi dengan organisasi perairan, maka melalui rantai makanan akan mengganggu kehidupan manusia. Pengaruh racun yang ditimbulkan oleh Cd sangat buruk, penderita bisa mengalami tekanan darah tinggi.

Kita mengenal pestisida sebagai bahan kimia yang digunakan untuk membunuh hama, baik insekta, jamur, maupun gulma. Pestisida telah secara luas digunakan untuk tujuan memberantas hama dan penyakit tanaman dalam bidang pertanian.  Pestisida juga digunakan di rumah tangga untuk memberantas nyamuk, kecoa, dan berbagai serangga pengganggu lainnya.

Pertanyaannya adalah, apakah pestisida merupakan limbah yang berbahaya? Asalkan digunakan dengan tepat guna, pestisida tentu akan berfungsi sebagaimana fungsinya.

Sayangnya, penggunaan pestisida terus menerus dan dalam jumlah yang berlebihan bukannya efektif membasmi hama, tetapi juga mencemari lingkungan air, udara, maupun tanah. Pestisida mengandung racun yang bisa mengganggu susunan saraf dan larut dalam lemak.

Hal tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan karena bahan kimia dalam pestisida dapat menyebabkan kanker, alergi, dan merusak susunan saraf.

Timbal (Pb) termasuk ke dalam kelompok logam yang beracun dan berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup. Limbah Timbal dapat masuk ke badan perairan secara alamiah yakni dengan pengkristalan timbal di udara dengan bantuan air.

Penggunaan Pb dalam skala yang besar dapat mengakibatkan polusi baik di daratan maupun perairan. Logam Pb yang masuk ke dalam perairan sebagai dampak dari aktivitas manusia dapat membentuk air buangan atau limbah dan selanjutnya akan mengalami pengendapan yang dikenal dengan istilah sedimen.

Padahal, tingginya kandungan timbal dalam sedimen akan menyebabkan biota air tercemar seperti ikan, udang, dan kerang, di mana biota tersebut hidup di dasar sungai dan apabila dikonsumsi dapat berbahaya bagi kesehatan.

Adanya logam berat di perairan juga sangat berbahaya secara tidak langsung memengaruhi kesehatan manusia. Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat logam berat yang sulit degradasi, sehingga terakumulasi dalam lingkungan perairan dan keberadaannya secara alami sulit dihilangkan.

Limbah tembaga adalah salah satu limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Dalam peraturan Pemerintah No 18 tahun 1999 disebutkan bahwa limbah B3 adalah sisa suatu usaha yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat atau konsentrasinya tinggi dapat mencemarkan lingkungan hidup.

Logam berat tembaga atau Cu sendiri sebenarnya digolongkan ke dalam logam berat esensial. Artinya, meskipun Cu merupakan logam berat beracun, tetapi unsur ini sangat dibutuhkan tubuh meski dalam jumlah yang sedikit.

Toksisitas yang dimiliki oleh Cu baru akan bekerja dan memperlihatkan pengaruhnya bila logam ini telah masuk ke dalam tubuh organisme dalam jumlah besar atau melebihi nilai organisme terkait.

Baca juga: Clean Development Mechanism (CDM): Upaya Pengurangan Emisi Global dan Peran Indonesia di Dalamnya (2022)

Itulah penjelasan mengenai apa itu limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) beserta dengan contoh-contohnya. Mulai sekarang, kita bisa lebih peduli lagi dengan barang-barang maupun produk yang kita konsumsi dan gunakan. Jangan sampai, menimbulkan pencemaran yang merugikan lingkungan serta makhluk hidup lainnya.